Thursday 30 April 2015

Wisata Istana Maimun, Sumatera Utara

Istana Maimun
Istana maimun ini terletak di kota medan. Istana ini adalah istana dari Kesultanan Deli dan bertempat di jl. BrigJen. Katamso Istana ini juga sering disebut dengan Istana Putri HijauKatamso, Kel. Sukaraja nKec. Medan Maimun. Bangunan istana ini dirancang oleh seorang arsitek asal Italia dan dibangun oleh Sultan Deli, Sultan Mahmud Al Rasyid.
Bentuk bangunan ini merupakan perpaduan antara arsitektur moghul, Timur Tengah, India, Belanda, Spanyol dan Melayu Pembangunan istana ini memakan waktu hampir 3 tahun lamanya, tepat nya pada tanggal 26 Agustus 1888 hingga 18 Mei 1891. Istana ini Didominasi dengan warna kuning dimana warna tersebut ciri khas dari Kerajaan MelayuIstana ini memiliki 30 ruangan dengan total luas istana mencapai 2.772 m persegi. Struktur bangunan inijuga memiliki 2lantai yang terdiri dari Bangunan Induk yang disebut juga balairung tempat singgasana kerajaan, Bangunan Sayap Kiri dan Bangunan Sayap Kanan. Bangunan ini juga menghadap Masjid Al-Mashun yang lebih dikenal dengan Masjid Raya Medan.

Pada Waktu-waktu tertentu, di istana ini sering diadakan pertunjukan musik tradisional Melayu, dan biasanya dilakukan ketika ada perleatan pesta perkawinan dan kegiatan sukacita lainnya. Sultan Deli juga mengadakan acara silaturhmi keluarga besar setiap dua kali dalam setahun dan pada setiap malam jumat para keluarga Sultan juga mengadakan acara RAWATIB yaitu semacam acara wirid keluarga.

Didalam istana sendiri kita juga masih melihat koleksi foto yang dipajang, perabotan rumah tangga pada zaman belanda kuno dan berbagai jenis senjata. Di istana ini juga terdapat meriam puntung, dimana meriam ini mempunyai kisah tersendiri.

Dahulunya hiduplah seorang putri yang cantik jelita yang bernama putri hijau, dikatakan demikian karena dari tubuh sang putri mengeluarkan cahaya berwarna hijau. Putri Hijau ini memiliki saudara laki-laki bernama Mambang Khayali dan Mambang Yasid. Suatu ketika datanglah seorang Raja dari Aceh hendak melamar sang putri, namun sang putri menolak. Mendapat penolakan dari sang putri, raja tersebut tidak terima dan akhirnya marah besar dengan menyerang Kerajaan Timur Raya. Dalam pertempuran tersebut, Mambang Yasid berhasil dikalahkan, namun saat tentara Aceh hendak memasuki istana untuk menculik Putri Hijau terjadilah suatu keajaiban. Mambang Khayali kemudian berubah menjadi meriam dan menembaki para tentara Aceh dengan membabi-buta tanpa henti-hentinya. Meriam tersebut akhirnya terpecah menjadi dua dikarenakan terus-menerus menembakkan peluru kearah tentara Aceh. Hebat nya, bagian depan dari meriam tersebut ditemukan di daerah surbakti, di dataran tinggi tanah Karo, Kabanjahe dan sementara bagian belakangnya ditemukan di Labuhan Deli. Kedua bagian tersebut akhirnya dipindahkan kehalaman Istana Maimun.

Untuk cerita lebih lengkapnya, tak ada salahnya untuk mengunjungi istana tersebut, dan temukan kembali perasaan pada zaman dahulu. Istana ini dibuka setiap hari untuk umum dan tutup apablia ada penyelenggaraan acara khusus. Disetiap sore banyak anak-anak yang bermain dihalaman istana karena luasnya halaman tersebut.

No comments:

Post a Comment