Monday 27 April 2015

Teori Bearing


Bearing merupakan bantalan potos untuk menopang elemen berputar lainnya sehingga putaran atau gerakan bolak baliknya dapat berlangsung secara halus, aman supaya saat perpindahan daya mengurangi terjadinya
kehilangan daya akibat gesekan. Kondisi fisik bearing harus kokoh untuk memungkinkan poros bekerja dengan baik. Dalam hal pemasangan dan pelepasan bearing ternyata tidak sembarangan, untuk melakukannya harus mengikuti prosedur yang benar agar tidak terjadi kerusakan pada poros dan bearing.

Bearing ternyata merupakan memegang peranan yang penting pada elemen mesin karena fungsinya sendiri yang telah dijelaskan diatas. Penggunaan Bearing sendiri telah diaplikasikan sejak lama yaitu dengan pembuktian pada penemuan Kereta Sederhana yang telah berusia 5000 tahun di Euphrates tak jauh dari Sungai Tigris.

Bearing ternyata dapat diklasifikasikan menjadi 2, yaitu :
1. Atas Dasar Gerakan Bantalan Terhadap Poros.
2. Atas Dasar Arah Beban.

Untuk klasifikasi Bearing Atas Dasar Gerakan Bantalan Terhadap Poros dapat dibedakan menjadi 2, yaitu Rolling Bearing dan Sliding Bearing. Prinsip Kerjanya Rolling Bearing ini adalah terjadinya gesekan gelinding antara bagian yang berputar dengan bagian yang diam dengan perantaraan elemen seperti bola, rol, atau rol jarum dan rol bulat. Sementara itu prinsip kerja dari Sliding bearing itu sendiri adalah terjadinya gesekan luncur antara poros dan bantalan dikarenakan permukaan poros ditumpu oleh permukaan bantalan dengan lapisan pelumas sebagai perantaranya.

Bearing Atas Dasar Arah Beban ini juga terdiri dari 3 macam, yaitu Bantalan Radial, Bantalan Aksial dan Bantalan Gelinding Khusus.
1. Bantalan Radial ialah bantalan dimana arah beban yang ditumpu bantalan ini adalah tegak lurus terhadap sumbu poros.
2. Bantalan Aksial ialah bantalan dimana arah beban bantalan ini sejajar dengan sumbu poros.
3. Bantalan Gelinding Khusus ialah bantalan yang dapat menumpu beban yang arahnya sejajar tegak lurus sumbu poros.

No comments:

Post a Comment