Saturday 2 May 2015

Wisata Masjid Raya Al Mashun, Sumatera utara

Lokasi Mesjid Al -Mashun Medan yang terletak di jantung kota tepatnya di Jalan Sisingamangaraja, walaupun usianya sudah 109 Tahun, namun bangunan dan berbagai ornamennya masih tetap utuh dan berdiri kokoh. Peninggalan kerajaan Islam Melayu Deli hingga kini masih menjadi kebanggaan umat Islam Medan dan Sumut, bahkan menjadi salah satu keunikan sejarah Islam masyarakat Melayu di Sumatera dan di Negara Malaysia.

Masjid Raya Al Mashun

Masjid ini memang bukan sekedar bangunan tua bersejarah biasa, tetapi juga memiliki daya tarik dan keunikan tersendiri. Mulai dari bentuk bangunan arsitektur yang merupakan perpaduan Timur Tengah, India dan Eropa abad 18,menara, kubah, pilar utama hingga ornamen-ornamen tulisan kaligrafi yang menghiasi tiap bagian bangunan tua ini juga turut menarik perhatian kita. Masjid ini merupakan salah satu peninggalan Sultan Ma’moen Al Rasyid Perkasa Alam, penguasa ke 9 Kerajaan Melayu Deli 1873-1924. Masjid ini dibangun tahun 1906 dengan luas lahan seluas 18.000 meter persegi, dapat menampung sekitar 1.500 jamaah dan digunakan pertama kali pada hari Jum’at 25 Sya’ban 1329 H(10 September 1909).

Masjid ini dirancang oleh seorang arsitek dari belanda bernama Van Erp yang berbentuk bundar segi delapan dengan 4 serambi utama yang terdapat di depan, belakang, dan samping kiri kanan, yang sekaligus menjadi pintu utama masuk ke masjid. Serambi-serambi tersebut dihubungkan oleh selasar kecil dan melindungi bangunan atau ruang utama dari luar. Pada bagian dalam masjid ini, ditopang oleh 8 buah tiang utama berdiameter 0,60 m yang menjulang tinggi dan langsung menjadi penyangga kubah utama pada bagian tengah yang berbentuk unik serta klasik terlihat dari setiap lekukannya. Sedangkan 4 kubah lainnya berada di atas ke empat serambi selain ditambah dengan 2 buah menara di kiri-kanan belakang masjid, mimbar, keempat pintu utama dan 8 buah jendela serambi terbuat dari ukiran kayu jenis merbau bergaya seni tinggi, terbukti hingga kini masih tetap utuh. Ukiran dan hiasan ornamen khas Melayu Deli pada setiap sudut bangunan serta turut dapat melahirkan nilai-nilai sakral religius yang teramat dalam bagi tiap orang yang memasukinya. Dibagian luar masjid ini terdapat prasasti yang terdiri atas dua bahasa, yaitu bahasa indonesia dan bahasa inggris yang berisi tentang cacatan sejarah Masjid Raya Al Mashun ini secara garis besar.

Keindahan Masjid Raya Al Mashun ini bukan hanya memberikan keunikan nilai-nilai tersendiri dari sebuah kisah sejarah masa lalu yang panjang tapi juga mampu menghadirkan sebuah pelajaran akan nilai-nilai seni yang begitu inspiratif dan juga pengembangan dari inovasi desain kreatif tanpa mengurangi kekhusyukan para jemaah untuk melakukan Ibadah Sholat di masjid ini.


No comments:

Post a Comment