Lokasi Mesjid Al -Mashun
Medan yang terletak di jantung kota tepatnya di Jalan
Sisingamangaraja, walaupun usianya sudah 109 Tahun, namun bangunan
dan berbagai ornamennya masih tetap utuh dan berdiri kokoh.
Peninggalan kerajaan Islam Melayu Deli hingga kini masih menjadi
kebanggaan umat Islam Medan dan Sumut, bahkan menjadi salah satu
keunikan sejarah Islam masyarakat Melayu di Sumatera dan di
Negara Malaysia.
Masjid ini memang bukan
sekedar bangunan tua bersejarah biasa, tetapi juga memiliki daya
tarik dan keunikan tersendiri. Mulai dari bentuk bangunan arsitektur
yang merupakan perpaduan Timur Tengah, India dan Eropa abad
18,menara, kubah, pilar utama hingga ornamen-ornamen tulisan
kaligrafi yang menghiasi tiap bagian bangunan tua ini juga turut
menarik perhatian kita. Masjid ini merupakan salah satu peninggalan
Sultan Ma’moen Al Rasyid Perkasa Alam, penguasa ke 9 Kerajaan
Melayu Deli 1873-1924. Masjid ini dibangun tahun 1906 dengan luas
lahan seluas 18.000 meter persegi, dapat menampung sekitar 1.500
jamaah dan digunakan pertama kali pada hari Jum’at 25 Sya’ban
1329 H(10 September 1909).
Masjid ini dirancang
oleh seorang arsitek dari belanda bernama Van Erp yang berbentuk
bundar segi delapan dengan 4 serambi utama yang terdapat di depan,
belakang, dan samping kiri kanan, yang sekaligus menjadi pintu utama
masuk ke masjid. Serambi-serambi tersebut dihubungkan oleh selasar
kecil dan melindungi bangunan atau ruang utama dari luar. Pada
bagian dalam masjid ini, ditopang oleh 8 buah tiang utama berdiameter
0,60 m yang menjulang tinggi dan langsung menjadi penyangga kubah
utama pada bagian tengah yang berbentuk unik serta klasik terlihat
dari setiap lekukannya. Sedangkan 4 kubah lainnya berada di atas ke
empat serambi selain ditambah dengan 2 buah menara di kiri-kanan
belakang masjid, mimbar, keempat pintu utama dan 8 buah jendela
serambi terbuat dari ukiran kayu jenis merbau bergaya seni tinggi,
terbukti hingga kini masih tetap utuh. Ukiran dan hiasan ornamen khas
Melayu Deli pada setiap sudut bangunan serta turut dapat melahirkan
nilai-nilai sakral religius yang teramat dalam bagi tiap orang yang
memasukinya. Dibagian luar masjid ini terdapat prasasti yang terdiri
atas dua bahasa, yaitu bahasa indonesia dan bahasa inggris yang
berisi tentang cacatan sejarah Masjid Raya Al Mashun ini secara garis
besar.
Keindahan Masjid Raya Al
Mashun ini bukan hanya memberikan keunikan nilai-nilai tersendiri
dari sebuah kisah sejarah masa lalu yang panjang tapi juga mampu
menghadirkan sebuah pelajaran akan nilai-nilai seni yang begitu
inspiratif dan juga pengembangan dari inovasi desain kreatif tanpa
mengurangi kekhusyukan para jemaah untuk melakukan Ibadah Sholat di
masjid ini.
No comments:
Post a Comment